Nusa Tenggara Timur, Travelling

Explore Timor-Flores 2012 (part 31 ): Kanawa The Love Island

Pulau Kanawa
Pulau Kanawa

Kanawa I’m in Love. Siapapun akan mabuk kepayang menikmati keindahan salah satu pulau di Taman Nasional Komodo. Meskipun didominasi wisatwan mancanegara harganya relatif terjangkau. Paket termurah Rp 150.000,- per malam untuk dua orang termasuk sarapan dan kapal antar jemput dari Labuan Bajo.

Pasangan suami istri Pak Purwanto dan Bu Lucia  sudah sampai terlebih dahulu di kantor Perawkilan Kanawa Island. Di samping Bu Lucia duduk Rani gadis asal Surabaya penghobi travelling dan fotografi. Ketiganya baru saja mendarat dari Denpa beberapa jam yang lalu. Melengkapi rombongan kami menjadi sepuluh orang. Kantor Perwakilan Kanawa Island Resort berada tepat di depan kantor pos. Wisawatan  bersiap  menuju pulau Kanawa. Sekilas suasanannya mirip biro jasa TKW, tas besar dan logistik hampir memenuhi tiap sudut ruangan. Udara panas membuat penantian terasa begitu panjang. Tidak mendapatkan tempat duduk di dalam ruangan, saya berdiri di dekat pintu mencuri rasa sejuk AC.

Tepat pukul 12:00 WIT seluruh penumpang diarahkan menuju pelabuhan dengan berjalan kaki. Jaraknya sekitar 1 kilometer, cukup menguras energi berjalan di tengah panas sambil membawa tas. Rasa lelah hilang seketika melihat kapal terombang-ambing di laut lepas. Samar gugusan pulau kecil terlihat seolah menggoda bagai lambaian tangan memanggil. Berkali-kali saya berhenti , berkilah menarik napas padahal menikmati keindahan.

Kapal meningalkan pelabuhan menuju gugusan pulau di sebelah barat. Bukit berawarna keemasan begitu kontras di antara samudra biru. Pemandangan langka bagi kami yang berasal dari barat Indonesia. Di Sumatra dan Jawa tidak ada vegetasi sabana seindah ini, biasanya  berhiasakan lambaian nyiur.

Penyu hijau menyambut ketika kapal merapat di dermaga  Pulau Kanawa, berenang bebas menembus lautan. Terumbu warna-warna terlihat jelas dari atas kapal bagai terutup kaca gelombang. Dengan cekatan ABK dan petugas resort membawa barang bawaan pengunjung menggunakan gerobak. Setelah check-in barang-barang dihantarkan menuju masing-masing bungalow.

Saya dan Elyudien memesan kamar paling murah, tenda di sisi barat  atasnya ditutupi daun sirap. Di dalamnya sudah tersedia kasur dan bantal . Sedangkan Rosi , Evi dan Lusi memilih  bungalow bertarif Rp 400 ribu  sudah dilengkapi kamar mandi pribadi. Bagi yang ingin menikmati suara deburan ombak terdapat bale-bale terutup tepat di pinggir pantai. Lamin kayu sebagai alas dan penutup jendela besar. Kelambu putih dibagian dalam menambah kesan romantis.

Pantai merupakan daya tarik utama pulau ini. Siapapun akan tergoda bersnorkling melongok dunia bawah laut. Ekosistemnya masih terjaga, dengan mudah kita dapat menjumpai biota laut di tepi pantai. Nampak seekor ular laut berenang melintas di antara karang. Bagi yang ingin melongok lebih dalam terdapat diving center. Bayangkan di area Taman Nasional Komodo terdapat 80 spot diving dengan kekayaan seribu lebih species ikan dan 80 species coral.

Bukit sabana tempat favorit pengunjung melihat sunrise dan sunset. Dengan leluasa kita bisa memandang seluruh daratan  pulau Kanawa. Tapi berhati-hatilah , konon kambing di atas bukit cukup liar dan suka menyeruduk pengunjung. Pagi ini saya mendapatkan bonus momen unik. Menyaksikan pertarungan burung elang dan gagak di atas bukit.

Seperti pulau-pulau kecil di Indonesia, air tawar dan listrik sesuatu yang langka . Langka bukan berarti tidak ada. Listrik menyala dari pukul 18:00-24:00 saja tapi pengunjung bisa men-charge gadget di Starfish Resto tiap waktu.  Untuk menghemat air tawar sengaja membuat dua saluran air tawar dan asin. Air tawar hanya digunakan untuk mandi atau bilas. Sedangkan aktivitas kakus menggunakan air laut. Lampu jalan menggunakan LED kecil di tanam dalam bambu dengan sel solar. Semuanya serba minimalis begitu dekat dengan alam dan kesederhanaan. Namun memberi kesempatan kita untuk melihat keajaiban alam semesta. Seperti semalam saya terjaga di gelapnya malam dalam balutan dingin angin laut. Deburan ombak seolah menuntun keluar tenda untuk melihat betapa indahnya rasi bintang di angkasa.

Suasana romantis begitu kental di sini. Tidak mengherankan jika pengelola menyediakan paket pernikahan. Bayangkan sepasang kekasih mengucap janji di tepi laut biru dan pantai berpasir putih.  Hanya Pak Purwanto dan Bu Lucia yang  merasakan romantisme  seutuhnya, berada di sini bersama pasangannya. Sedangkan kami bersembilan jomblo berat. Hampir dua minggu jauh dari pasangan masing-masing.

Rasanya hati ini makin sirik melihat Pak Purwanto dan istrinya selalu tampil kompak, berpakaian dengan warna senada. Selalu tampil mesra dalam tiap foto ala pre-wedding. Hari ini keduanya mengenakan jaket baby pink dan baby blue, kemarin kembar merah marun. Besok apalagi ya?   Seru juga ide pasangan paruh baya ini. Travelling berdua lalu mengabadikan setiap momen dalam nuansa romantis dan terkonsep. Bisa jadi contekan buat kita yang muda-muda.

Kanawa memang bikin kangen dengan pacar,suami dan istri. “Huaaaa jadi pengen bawa bini ke sini”, ujar El meratap menumpahkan rasa kangen.

“Sabar El kita masih dua malam lagi di Labuan Bajo.” Puk2 Elyudien yang galau berat 😀

Tenda di Pulau Kanawa
Tenda di Pulau Kanawa
ular laut disela batu karang
ular laut disela batu karang
cottage dari atas bukit
bungalow dari atas bukit
sunset di Pulau Kanawa
sunset di Pulau Kanawa
Malam di Pulau Kanawa
Malam di Pulau Kanawa
sunrise di Pulau Kanawa
sunrise di Pulau Kanawa
pertarungan elang dan gagak di atas bukit
pertarungan elang dan gagak di atas bukit
bendera dan pagi di bukit Kanawa
bendera dan pagi di bukit Kanawa
menu sarapan
menu sarapan
ruang makan
StarFish Resto
tempat makan di pinggir pantai
tempat makan di pinggir pantai
spot snorkling Kanawa
spot snorkling Kanawa

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=T3I8_psjTs4

 

Explore Timor-Flores 2012 (part 1): Tawaran Menggiurkan
Explore Timor-Flores 2012 (part 2): Dari Barat Ke Timur
Explore Timor-Flores 2012 (part 3): Sejengkal Waktu di Kupang
Explore Timor-Flores 2012 (part 4): Jejak Sasando
Explore Timor-Flores 2012 (part 5): Lintas Negara 12 Jam
Explore Timor-Flores 2012 (part 6): Jalan Tanpa Snappy
Explore Timor-Flores 2012 (part 7): Kampung Alor, Kampung KD
Explore Timor-Flores 2012 (part 8): Mengais Cinderamata Pasar Tais
Explore Timor-Flores 2012 (part 9): Sholat di Masjid An Nur
Explore Timor-Flores 2012 (part 10): Senyum Kunci Masuk Istana
Explore Timor-Flores 2012 (part 11): Nge-Mall di Timor Plasa
Explore Timor-Flores 2012 (part 12): Bonus Keindahan Di Cristo Rei
Explore Timor-Flores 2012 (part 13): Hampir Malam di Dili
Explore Timor-Flores 2012 (part 14): Rosalina Pulang
Explore Timor-Flores 2012 (part 15): Friend, Fotografi , Food
Explore Timor-Flores 2012 (part 16): Pantai Pertama Flores, Kajuwulu
Explore Timor-Flores 2012 (part 17): Kearifan Lokal Renggarasi
Explore Timor-Flores 2012 (part 18): Petualangan Mendebarkan, Murusobe
Explore Timor-Flores 2012 (part 19): Life Begin At Forty
Explore Timor-Flores 2012 (part 20): Clement on Kelimutu
Explore Timor-Flores 2012 (part 21): Kenangan Desa Wologai
Explore Timor-Flores 2012 (part 22): Green Green
Explore Timor-Flores 2012 (part 23): Riang Nga-Riung di Riung
Explore Timor-Flores 2012 (part 24): Hot dan Cold Trip
Explore Timor-Flores 2012 (part 25): Kampung Bena
Explore Timor-Flores 2012 (part 26 ): Ruteng, Sofi dan Pesta
Explore Timor-Flores 2012 (part 27 ): Lingko, Spiderweb Rice Field
Explore Timor-Flores 2012 (part 28 ): Dintor dan Ide Si Mami
Explore Timor-Flores 2012 (part 29 ): Firasat Wae Rebo
Explore Timor-Flores 2012 (part 30 ): Labuan Bajo Time
Explore Timor-Flores 2012 (part 31 ): Kanawa The Love Island
Explore Timor-Flores 2012 (part 32 ): Hopping S.O.S.
Explore Timor-Flores 2012 (part 33 ): Ini Komodo Bukan Omdo
Explore Timor-Flores 2012 (part 34 ): Caca Marica Pulau Rinca
Explore Timor-Flores 2012 (part 35 ): Drama Happy Ending

42 tanggapan untuk “Explore Timor-Flores 2012 (part 31 ): Kanawa The Love Island”

Pembaca kece selalu meninggalkan jejak berupa komentar